Minggu, 15 Maret 2015

Isu prioritas untuk Para Kandidat Pemilihan Kepala Daerah 2015

Isue prioritas untuk Para Kandidat Pemilihan Kepala Daerah 2015
Pembicaraan tentang isue prioritas ini mungkin sudah menajdi bahasan bagi para calon legislatif dengan para konsultan politik. Atau jadi pembicaraan yang memang sudah dirangcang sejak pemilu 2014. Lalu apa pentingnya sekarang membuka kembali pembicaraan ini. Penulis ingin sampaikan bahwa dari analisis penulis terhadap kecenderungan global dan potensi nasional, para kandidat sejatinya bisa menarik beberapa Indikasi yang dapat digunakan sebagai peluru politik untuk memaksimalkan dukungan kepada mereka atau bukan sebaliknya malah nantinya tidak populer dikalangan pemilih. Isu pertama yang potensinya besar baik dari sisi pemilih dan kemampuan menggerakan masa adalah, Isu pengangguran. Dimana para kandidat yang mengetahui bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia hanya menyentuh aspek permukaan dan belum secara masif dapat menggerakan potensi ekonomi akar rumput dan masih  berorientasi pertumbuhan. hal ini bisa dilihat dari sektor investasi yang banyak diarahkan pada Investasi padat Modal dibandingkan padat Karya. Nah, dengan mengangkat isue mengarahkan pembangunan pada pontensi pengelolaan dan Investasi berorientasi pada Padat Karya, yang mendorong terciptanya lapangan kerja baru akan dapat menarik perhatian para pemilih  untuk mulai berpikir memilih kandidat yang tepat. Jargon yang sering kita denganr dari kampanye sebelumya, jika diperhatian, 5 Juta lapangan kerja untuk kepemimpinan Calon A, Pilih saya.  Hal ini juga menjadi pembicaraan global dalam kerangka pembangunan Pembangunan lestari atau istilah lainya Sustainable Develoment Goal.  Dimana Tujuan Nomor 1, terkait hentikan kemiskinan pada semua level dan dimana saja. Dimana kemiskinan dalam berbagai analisis, salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan individu mengakses kesempatan kerja dan berperan aktif dalam pertumbuhan ekonomi. Sebagai seorang calon kepala daerah, membuat janji itu adalah sesuatu yang mudah. Kesulitan yang selalu dihadapi oleh kepala daerah yang sempat mencicipi kemenangan politik mereka lebih terletak pada mewujudkan janji-janji tersebut. Seru bukan! Secara psikologis, pasar pemilih Indonesia cenderung memiliki memory jangka pendek, dimana janji-janji yang pernah keluar dari mulut para pemimpin bisa saja dilupakan karena masyarakat lebih banyak disibukan dengan situasi mereka yang berulang-ulang kali dibohongi dan diakali. 
Sumber Foto: http://nasional.kontan.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar